Pencarian

Hasil Penelusuran

Hasil Teratas

Powered by Blogger.

Followers

Archive for 2017

PETUAH BIJAK BUYA HAMKA



Sebelum membaca petuah bijak dari Buya Hamka, sebaiknya kita mengenal lebih dulu biografi dari Buya Hamka :


Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama pena Hamka (lahir di Nagari Sungai BatangTanjung RayaKabupaten AgamSumatera Barat17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah sampai akhir hayatnya. Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Dibayangi nama besar ayahnya Abdul Karim Amrullah, Hamka sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Ia meninggalkan pendidikannya di Thawalib, menempuh perjalanan ke Jawa dalam usia 16 tahun. Setelah setahun melewatkan perantauannya, Hamka kembali ke Padang Panjang membesarkan Muhammadiyah. Pengalamannya ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki diploma dan kritik atas kemampuannya berbahasa Arab melecut keinginan Hamka pergi ke Mekkah. Dengan bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami sejarah Islam dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka merintis karier sebagai wartawan sambil bekerja sebagai guru agama sementara waktu di Medan. Dalam pertemuan memenuhi kerinduan ayahnya, Hamka mengukuhkan tekadnya untuk meneruskan cita-cita ayahnya dan dirinya sebagai ulama dan sastrawan. Kembali ke Medan pada 1936 setelah pernikahannya, ia menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat. Lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
Sumber : Wikipedia

Berikut Petuah Bijak dari Buya Hamka :

Kalau hidup sekedar hidup
Babi di hutan juga HIDUP
Kalau bekerja sekedar bekerja
Kera juga BEKERJA
#
Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang
Hidupnya ialah buat berjuang
Kalau perahunya telah dikayuhnya ke tengah
Dia tak boleh surut pulang, meskipun bagaimana besar gelombang
Biarkan kemudi patah, biarkan layar robek
Itu lebih mulia daripada membalik haluan pulang
#
Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh
Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah
Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah kedua
#
Kecantikan yang abadi
Terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang
Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya
#
Lebih banyak orang yang menghadapi kematian diatas tempat tidur daripada orang yang mati diatas pesawat
Tetapi kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika menaiki pesawat daripada orang yang takut menaiki tempat tidur

- Copyright © Pociak.com - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -